Bulan Madu

Sempet galau, posting nggak ya tentang bulan madu. Karena sesungguhnya kami berdua nggak bulan madu kemana-mana hahaha. Iya kalau arti dari bulan madu itu berduaan sepuasnya sih, kami berdua bulan madu berkali-kali. Kan habis nikah emang di perantauan berdua azaaa!

Tapi kalau arti bulan madu itu jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri seperti NTT, Lombok dan Bali, tentu aja nggakkk Hahaha. Pertama, tempat kerjaku cuman kasih jatah cuti 2 hari untuk karyawan menikah, kantor suami juga dapat jatah 2 hari untuk menikah. Sebenernya bisa nambah cuti, tapi mau jalan-jalan kemanaaaa? Ke pantai? Aku dan ApelMerah nggak suka pantai. Panas, terus sampai pantai ngapain? Foto doang? Mohon maaf, kami berdua enggak photogenic sama sekali -___-

Atau bulan madu di pegunungan? Nggak suka juga huhuhu. Mau ke NTT liat pemandangan indah nan permai? Nggak ada uang hahaha, hemat bund! Kan baru nikah *alesan*

Sehari setelah menikah, kami berdua kabur ke Surabaya menuju hotel. Di rumah terlalu rame. Bude-bude dan pakde-pakde belom ada yang kembali pulang. Yalah kan berabe kalo aku bulan madu di rumah aja. Keluar kamar dalam kondisi biasa aja ditanya-tanya terus, apalagi kalo keluar kamar dalam kondisi ‘habis’ bulan madu. Bisa jadi bulan-bulanan bahan candaan dong entar.

[baca juga : Finally, We Got Married]

Sampai hotel, rutinitas kami juga monoton. Dari hotel, istirahat, ke mall, nonton bioskop, balik hotel lagi, lanjut nonton kera sakit, terus tidur (yang 18+++ nggak perlu disebutin). Padahal kan pinginku selama honeymoon kami berdua saling mengenal satu sama lain kayak pasangan taaruf getooo.

“Yang, ngobrol kek kamu pingin istri yang kayak apa. Terus kamu suka nya apa. Kan kita pasangan taaruf” :p

ApelMerah senyum doang aku godain gitu, mungkin batinnya “Pasangan taaruf matamu, wong kita pacaran udah hampir 1 tahun” hahaha.

Tapi sekarang sih, kalau dipikir-pikir lagi. Ternyata aku nggak nyesel tuh menikah tanpa (langsung) bulan madu ke luar pulau atau ke luar negeri. Pertama, mungkin karena lebih ramah di kantong, berhubung aku dan suami bukan anak sultan, jadi diawal pernikahan harus ngempet. Kedua, pada dasarnya kami nggak suka jalan-jalan. Ketiga, travelling pas bulan madu itu NGGAK ENAK! hahaha, nggak akan nikmatin pemandangan bagus, atau foto-foto (kalo aku lo ya) karena kemaren ‘bulan madu’di hotel rasanya pingin balik terus ke kontrakan. Jalan juga macam orang sunat. Nonton bioskop nggak ada nikmat-nikmatnya blass, duduk tegak lurus salah, duduk senden salah, miring kanan salah. Pokoknya nggak enak hahaha. Sakittttt…..

Kalau arti bulan madu itu jalan-jalan berdua, ya kan nggak harus habis nikah jebrett langsung ucul ke luar negeri. Beberapa tahun habis nikah bisa bangettt travelling kemana-mana berdua. Macam aku dan suami, setelah sekian tahun menikah baru deh sempet bulan madu. Nggak ngoyo, anak titipin neneknya, beres! Keuangan aman, kerjaan juga aman, pun cara jalan aku juga AMANNN! hahhhaha